Pemahaman mengenai kecerdasan yang dimiliki manusia dalam konteks belajar merupakan suatu yang penting. Karena itu, kajian tentang kecerdasan manusia perlu ditemukan. Literatur kecerdasan bisa ditemukan dalam pemikirannya Howard Gardner tentang kecerdasan jamak (multiple intellegence). Howard Gardner adalah seorang profesor psikologi di Harvard University Amerika Serikat. Menurut Gardner, intellegence (kecerdasan) diartikan sebagai kemampuan untuk menyelesaikan persoalan dan menghasilkan produk dalam suatu setting yang beragam dan dalam situasi yang nyata (1983,1993). Menurutnya, suatu kemampuan disebut intelegensia (kecerdasan) jika :
a. Menunjukkan suatu kemahiran dan keterampilan seseorang dalam memecahkan persoalan dan kesulitan yang ditemukan dalam hidupnya,
b. Ada unsur pengetahuan dan keahlian,
c. Bersifat universal harus berlaku bagi semua orang,
d. Kemampuan itu dasarnya adalah unsur biologis, yaitu karena otak seseorang, bukan sesuatu yang terjadi karena latihan atau training, dan
e. Kemampuan itu sudah ada sejak lahir, meski di dalam pendidikan dapat dikembangkan.
Adapun pokok-pokok pikiran yang dikemukakan Gardner adalah; 1) manusia memiliki kemampuan meningkat dan memperkuat kecerdasannya, 2) kecerdasan selain dapat berubah dapat juga diajarkan kepada orang lain, 3) kecerdasan merupakan realitas majemuk yang muncul di bagian-bagian yang berbeda pada sistem otak atau pikiran manusia, 4) pada tingkat tertentu, kecerdasan ini merupakan suatu kesatuan yang utuh, maknanya, dalam memecahkan masalah atau tugas tertentu, seluruh macam kecerdasan manusia bekerja secara bersama-sama.
Teori kecerdasan majemuk yang telah lama dikembangkan selama lima belas tahun terakhir yang menentang keyakinan lama tentang makna cerdas. Gardner berpendapat bahwa kebudayaan kita telah terlalu banyak yang memusatkan perhatian pada pemikiran verbal dan logis, kemampuan yang secara tipikal dinilai dalam tes kecerdasan dan mengesampingkan pengetahuan lainnya. Ia menyatakan sekurang-kurangnya ada sembilan kecerdasan yang patut diperhitungkan secara sungguh-sungguh sebagai cara berpikir yang penting. Kesembilan kecerdasan tersebut adalah sebagai berikut :
1.Kecerdasan Linguistik
Kecerdasan linguistik adalah kecerdasan dalam mengelolah kata. Ini merupakan kecerdasan jurnalis, juru cerita, penyair, dan pengacara. Orang yang cerdas dalam bidang ini dapat beragumentasi, menyakinkan orang, menghibur, atau mengajar dengan efektif lewat kata-kata yang diucapkannya. Adapun ciri-ciri kecerdasan linguistik antara lain :
a. Suka menulis kreatif
b. Suka mengarang kisah khayal atau menuturkan lelucon
c. Sangat hafal nama, tempat, tanggal atau hal-hal kecil
d. Membaca di waktu senggang
e. Mengeja kata dengan tepat dan mudah
f. Menyukai pantun lucu dan permainan kata
g. Suka mengisi teka-teki silang
h. Menikmati dengan cara mendengarkan
i. Memiliki kosakata yang luas
j. Unggul dalam mata pelajaran bahasa (membaca, menulis, dan berkomuni-kasi)
2.Kecerdasan Logis-matematis
Kecerdasan logis-matematis adalah kecerdasan dalam hal angka dan logika. Ini merupakan kecerdasan para ilmuwan, akuntan, dan programer komputer. Ciri-ciri orang yang cerdas secara logis-matematis mencakup kemampuan penalaran, mengurutkan, berpikir dalam tentang sebab-akibat, menciptakan hipotesis, mecari keterikatan konseptual atau pola numerik, dan pandangan hidupnya umumnya bersifat rasional.
3. Kecerdasan Spasial
Kecerdasan spasial mencakup kecerdasan berfikir dalam gambar, serta kemampuan untuk mencerap, mengubah, dan menciptakan kembali berbagai aspek dunia visual-spasial. Kecerdasan ini merupakan kecerdasan para arsitek, forografer, artis, pilot, dan insinyur mesin. Orang yang memiliki tingkat kecerdasan spasial yang tinggi hampir selalu mempunyai kepekaan yang tajam terhadap detail visual dan dapat menggambarkan sesuatu dengan begitu hidup, melukis, atau membuat sketsa ide secara jelas, serta dengan mudah menyesuaikan orientasi dalam tiga dimensi. Adapun ciri-ciri orang yang memiliki kecerdasan spasial antara lain :
a. Memberikan gambaran visual yang sangat jelas ketika menjelaskan sesuatu
b. Mudah membaca peta, grafik, dan diagram
c. Menggambar sosok orang atau benda persis dengan aslinya
d. Senang melihat film, slide, foto-foto, atau karya seni lainnya
e. Sangat menikmati kegiatan visual, seperti teka-teki jingsaw, maze, atau sejenisnya
f. Suka melamun dan berfantasi
g. Membangun konstruksi tiga dimensi, seperti bangun lego
h. Mencoret-coret di atas kertas atau buku tugas sekolah
i. Lebih memahami informasi lewat gambar daripada kata-kata atau uraian
j. Menonjol dalam mata pelajaran seni
4. Kecerdasan Musikal
Ciri utama kecerdasan ini adalah kemampuan untuk mencerap, menghargai, dan menciptakan irama dan melodi. Kecerdasan musikal juga dimiliki orang yang peka nada, dapat menyanyikan lagu dengan tepat, dapat mengikuti irama musik, dapat mendengarkan berbagai karya musik dengan tingkat ketajaman tertentu.
5. Kecerdasan Naturalis
Kecerdasan naturalis adalah kemampuan dan kepekaan terhadap alam sekitar. Kemampuan yang tinggi untuk membedakan berbagai jenis tumbuhan secara mendalam. Kemampuan untuk menghubungkan materi pelajaran dengan penomena alam. Seseorang yang memiliki kecerdasan naturalis ini sangat menyukai binatang ataupun tanaman. Pembicaraan dengannya akan semakin menarik dan kreatif jika dimulai dengan mengangkat tema tentang binatang dan alam. Bahkan membawa binatang atau tumbuhan tertentu dalam proses pembelajaran adalah hal yang disukainya. Kecerdasan ini banyak dimiliki oleh para pakar lingkungan. Seseorang yang tinggal di pedalaman mampu membedakan daun-daunan yang dapat dimakan, daun yang digunakan sebagai tanaman obat atau tanaman yang mengandung racun.
6. Kecerdasan Kinestik-Jasmani
Adalah kecerdasan fisik, kecerdasan ini mencakup bakat dalam mengendalikan gerak tubuh dan keterampilan dalam menangani benda. Atlet, pengrajin, montir, dan ahli bedah mempunyai kecerdasan kinestik-jasmani tingkat tinggi. orang dengan kecerdasan fisik memiliki keterampian menjahit, bertukang, atau merakit model. Mereka juga menikmati kegiatan fisik, seperti berjalan kaki, menari, berlari, berkemah, berenang, atau berperahu. Mereka adalah orang-orang yang cekatan, indra perabanya sangat peka, tidak bisa tinggal diam, dan berminat atas segala sesuatu.
7. Kecerdasan Antarpribadi
Ini adalah kemampuan untuk memahami dan bekerja sama dengan orang lain. kecerdasan ini terutama menuntut untuk menserap dan tanggap suasana hati perangai, niat, dan hasrat orang lain. Pada tingkat yang lebih tinggi, kecerdasan dapat membaca konteks kehidupan orang lain, kecenderungannya dan kemungkinan keputusan yang akan diambil. Profesional, guru, terapis, dan politisi umumnya memiliki kecerdasan ini.
8. Kecerdasan Intrapribadi (Dalam Diri Sendiri)
Orang kecerdasan intrapribadinya sangat baik dapat dengan mudah mengakses perasaannya sendiri, membedakan berbagai macam keadaan emosi, dan menggunakan pemahamannya sendiri untuk memperkaya dan membimbing hidupnya. Contoh orang yang mempunyai kecerdasan ini, yaitu konselor, ahli teologi dan wirausahawan. Mereka sangat mawas diri dan suka bermeditasi, berkontemplasi, atau bentuk lain penelusuran jiwa yang mendalam. Sebaliknya mereka sangat mandiri, sangat terfokus pada tujuan, dan sangat disiplin. Secara garis besar, mereka merupakan orang yang gemar belajar sendiri dan lebih suka bekerja sendiri dari pada bekerja dengan orang lain.
9. Kecerdasan Eksistensialis
Kecerdasan eksistensialis adalah kecerdasan yang cenderung memandang masalah-masalah dari sudut pandang yang lebih luas dan menyeluruh serta menanyakan “untuk apa” dan “apa dasar” dari segala sesuatu. Kecerdasan ini banyak dijumpai pada para filsuf. Mereka mampu menyadari dan menghayati dengan benar keberadaan di dunia ini dan apa tujuan hidupnya.
Lalu, apa bukti teoretis keunggulan dari teori kecerdasan majemuk ini? Para ahli pendidikan dan psikologi mengemukakan bahwa yang membuat teori Gardner unggul adalah adanya dukungan riset dari berbagi bidang termasuk antropologi, psikologi kognitif, psikologi perkembangan, psikometri, studi biografi, fisiologi, hewan, dan neuroanatomi. Gardner menetapkan syarat khusus yang harus dipenuhi oleh setiap kecerdasan agar dapat dimasukkan kedalam teorinya. Empat diantaranya adalah sebagai berikut.
1. Setiap kecerdasan dapat dilambangkan
Teori kecerdasan jamak menyatakan bahwa kemampuan untuk melambangkan atau melukiskan ide dan pengalaman melalui gambar, angka, atau kata merupakan kecerdasan manusia. Teori kecerdasan ganda menyatakan bahwa setiap kecerdasan dapat dilambangkan dalam berbagai cara.
2. Setiap kecerdasan mempunyai riwayat perkembangan
Menurut teori kecerdasan jamak, setiap kecerdasan muncul pada titik tertentu di masa kanak-kanak, mempunyai periode yang berpotensi untuk berkembang selama rentang hidup, dan berisikan pola unik yang secara perlahan atau cepat semakin merosot, seiring dengan menuanya seseorang. Sebaliknya, pemikiran logis-matematis mempunyai pola perkembangan yang berlainan. Kecerdasan ini muncul sedikit lebih lambat pada masa kanak-kanak, memuncak pada masa remaja atau awal dewasa, dan kemudian merosot dalam usia selanjutnya.
3. Setiap kecerdasan rawan terhadap cacat kerusakan atau cedera pada wilayah otak tertentu
Teori kecerdasan jamak (multiple intellengence) meramalkan bahwa kecerdasan dapat terisolasi akibat kerusakan otak. Gardner mernegaskan bahwa setiap teori kecerdasan baru dapat berlaku bila berdasarkan biologi, artinya berakar pada psikolosi struktur otak.
4. Setiap kecerdasan mempunyai keadaan akhir berdasarkan nilai budaya.
Teori kecerdasan jamak menyatakan bahwa perilaku cerdas dapat ditinjau dari melihat prestasi tertinggi dalam peradaban bukan dengan mengumpulkan skor jawaban dari berbagai tes standar. Keterampilan tes IQ yang sering digunakan, seperti kemampuan untuk menyebutkan bilangan acak secara mundur atau maju,atau kemampuan menyelesaikan masalah anologi, mempunyai nilai budaya yang terbatas. Teori kecerdasan ganda menyatakan bahwa kita dapat mempelajari makna menjadi cerdas dengan sangat baik dengan mempelajari contoh karya budaya yang saling sukses pada ke delapan bidang itu. Lebih jauh, teori kecerdasan jamak menyambut baik keanekaragaman cara berbagai macam kebudayaan memperlihatkan perilaku ceramah. Teori kecerdasan jamak percaya bahwa setiap kecerdasan mempunyai proses kognitif yang terpisah dalam bidang memori, perhatian, persepsi, dan pemecahan masalah.
Sumber
Prawilaga, Dewi Salma dan Evelin Siregar. 2004. Mozaik Teknologi Pendidikan. Jakarta : Kencana
Siregar, M.Pd, Dra.Evelin dan Hartini Nara, M.Si. 2015. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor : Ghalia Indonesia
a. Menunjukkan suatu kemahiran dan keterampilan seseorang dalam memecahkan persoalan dan kesulitan yang ditemukan dalam hidupnya,
b. Ada unsur pengetahuan dan keahlian,
c. Bersifat universal harus berlaku bagi semua orang,
d. Kemampuan itu dasarnya adalah unsur biologis, yaitu karena otak seseorang, bukan sesuatu yang terjadi karena latihan atau training, dan
e. Kemampuan itu sudah ada sejak lahir, meski di dalam pendidikan dapat dikembangkan.
Adapun pokok-pokok pikiran yang dikemukakan Gardner adalah; 1) manusia memiliki kemampuan meningkat dan memperkuat kecerdasannya, 2) kecerdasan selain dapat berubah dapat juga diajarkan kepada orang lain, 3) kecerdasan merupakan realitas majemuk yang muncul di bagian-bagian yang berbeda pada sistem otak atau pikiran manusia, 4) pada tingkat tertentu, kecerdasan ini merupakan suatu kesatuan yang utuh, maknanya, dalam memecahkan masalah atau tugas tertentu, seluruh macam kecerdasan manusia bekerja secara bersama-sama.
Teori kecerdasan majemuk yang telah lama dikembangkan selama lima belas tahun terakhir yang menentang keyakinan lama tentang makna cerdas. Gardner berpendapat bahwa kebudayaan kita telah terlalu banyak yang memusatkan perhatian pada pemikiran verbal dan logis, kemampuan yang secara tipikal dinilai dalam tes kecerdasan dan mengesampingkan pengetahuan lainnya. Ia menyatakan sekurang-kurangnya ada sembilan kecerdasan yang patut diperhitungkan secara sungguh-sungguh sebagai cara berpikir yang penting. Kesembilan kecerdasan tersebut adalah sebagai berikut :
1.Kecerdasan Linguistik
Kecerdasan linguistik adalah kecerdasan dalam mengelolah kata. Ini merupakan kecerdasan jurnalis, juru cerita, penyair, dan pengacara. Orang yang cerdas dalam bidang ini dapat beragumentasi, menyakinkan orang, menghibur, atau mengajar dengan efektif lewat kata-kata yang diucapkannya. Adapun ciri-ciri kecerdasan linguistik antara lain :
a. Suka menulis kreatif
b. Suka mengarang kisah khayal atau menuturkan lelucon
c. Sangat hafal nama, tempat, tanggal atau hal-hal kecil
d. Membaca di waktu senggang
e. Mengeja kata dengan tepat dan mudah
f. Menyukai pantun lucu dan permainan kata
g. Suka mengisi teka-teki silang
h. Menikmati dengan cara mendengarkan
i. Memiliki kosakata yang luas
j. Unggul dalam mata pelajaran bahasa (membaca, menulis, dan berkomuni-kasi)
2.Kecerdasan Logis-matematis
Kecerdasan logis-matematis adalah kecerdasan dalam hal angka dan logika. Ini merupakan kecerdasan para ilmuwan, akuntan, dan programer komputer. Ciri-ciri orang yang cerdas secara logis-matematis mencakup kemampuan penalaran, mengurutkan, berpikir dalam tentang sebab-akibat, menciptakan hipotesis, mecari keterikatan konseptual atau pola numerik, dan pandangan hidupnya umumnya bersifat rasional.
3. Kecerdasan Spasial
Kecerdasan spasial mencakup kecerdasan berfikir dalam gambar, serta kemampuan untuk mencerap, mengubah, dan menciptakan kembali berbagai aspek dunia visual-spasial. Kecerdasan ini merupakan kecerdasan para arsitek, forografer, artis, pilot, dan insinyur mesin. Orang yang memiliki tingkat kecerdasan spasial yang tinggi hampir selalu mempunyai kepekaan yang tajam terhadap detail visual dan dapat menggambarkan sesuatu dengan begitu hidup, melukis, atau membuat sketsa ide secara jelas, serta dengan mudah menyesuaikan orientasi dalam tiga dimensi. Adapun ciri-ciri orang yang memiliki kecerdasan spasial antara lain :
a. Memberikan gambaran visual yang sangat jelas ketika menjelaskan sesuatu
b. Mudah membaca peta, grafik, dan diagram
c. Menggambar sosok orang atau benda persis dengan aslinya
d. Senang melihat film, slide, foto-foto, atau karya seni lainnya
e. Sangat menikmati kegiatan visual, seperti teka-teki jingsaw, maze, atau sejenisnya
f. Suka melamun dan berfantasi
g. Membangun konstruksi tiga dimensi, seperti bangun lego
h. Mencoret-coret di atas kertas atau buku tugas sekolah
i. Lebih memahami informasi lewat gambar daripada kata-kata atau uraian
j. Menonjol dalam mata pelajaran seni
4. Kecerdasan Musikal
Ciri utama kecerdasan ini adalah kemampuan untuk mencerap, menghargai, dan menciptakan irama dan melodi. Kecerdasan musikal juga dimiliki orang yang peka nada, dapat menyanyikan lagu dengan tepat, dapat mengikuti irama musik, dapat mendengarkan berbagai karya musik dengan tingkat ketajaman tertentu.
5. Kecerdasan Naturalis
Kecerdasan naturalis adalah kemampuan dan kepekaan terhadap alam sekitar. Kemampuan yang tinggi untuk membedakan berbagai jenis tumbuhan secara mendalam. Kemampuan untuk menghubungkan materi pelajaran dengan penomena alam. Seseorang yang memiliki kecerdasan naturalis ini sangat menyukai binatang ataupun tanaman. Pembicaraan dengannya akan semakin menarik dan kreatif jika dimulai dengan mengangkat tema tentang binatang dan alam. Bahkan membawa binatang atau tumbuhan tertentu dalam proses pembelajaran adalah hal yang disukainya. Kecerdasan ini banyak dimiliki oleh para pakar lingkungan. Seseorang yang tinggal di pedalaman mampu membedakan daun-daunan yang dapat dimakan, daun yang digunakan sebagai tanaman obat atau tanaman yang mengandung racun.
6. Kecerdasan Kinestik-Jasmani
Adalah kecerdasan fisik, kecerdasan ini mencakup bakat dalam mengendalikan gerak tubuh dan keterampilan dalam menangani benda. Atlet, pengrajin, montir, dan ahli bedah mempunyai kecerdasan kinestik-jasmani tingkat tinggi. orang dengan kecerdasan fisik memiliki keterampian menjahit, bertukang, atau merakit model. Mereka juga menikmati kegiatan fisik, seperti berjalan kaki, menari, berlari, berkemah, berenang, atau berperahu. Mereka adalah orang-orang yang cekatan, indra perabanya sangat peka, tidak bisa tinggal diam, dan berminat atas segala sesuatu.
7. Kecerdasan Antarpribadi
Ini adalah kemampuan untuk memahami dan bekerja sama dengan orang lain. kecerdasan ini terutama menuntut untuk menserap dan tanggap suasana hati perangai, niat, dan hasrat orang lain. Pada tingkat yang lebih tinggi, kecerdasan dapat membaca konteks kehidupan orang lain, kecenderungannya dan kemungkinan keputusan yang akan diambil. Profesional, guru, terapis, dan politisi umumnya memiliki kecerdasan ini.
8. Kecerdasan Intrapribadi (Dalam Diri Sendiri)
Orang kecerdasan intrapribadinya sangat baik dapat dengan mudah mengakses perasaannya sendiri, membedakan berbagai macam keadaan emosi, dan menggunakan pemahamannya sendiri untuk memperkaya dan membimbing hidupnya. Contoh orang yang mempunyai kecerdasan ini, yaitu konselor, ahli teologi dan wirausahawan. Mereka sangat mawas diri dan suka bermeditasi, berkontemplasi, atau bentuk lain penelusuran jiwa yang mendalam. Sebaliknya mereka sangat mandiri, sangat terfokus pada tujuan, dan sangat disiplin. Secara garis besar, mereka merupakan orang yang gemar belajar sendiri dan lebih suka bekerja sendiri dari pada bekerja dengan orang lain.
9. Kecerdasan Eksistensialis
Kecerdasan eksistensialis adalah kecerdasan yang cenderung memandang masalah-masalah dari sudut pandang yang lebih luas dan menyeluruh serta menanyakan “untuk apa” dan “apa dasar” dari segala sesuatu. Kecerdasan ini banyak dijumpai pada para filsuf. Mereka mampu menyadari dan menghayati dengan benar keberadaan di dunia ini dan apa tujuan hidupnya.
Lalu, apa bukti teoretis keunggulan dari teori kecerdasan majemuk ini? Para ahli pendidikan dan psikologi mengemukakan bahwa yang membuat teori Gardner unggul adalah adanya dukungan riset dari berbagi bidang termasuk antropologi, psikologi kognitif, psikologi perkembangan, psikometri, studi biografi, fisiologi, hewan, dan neuroanatomi. Gardner menetapkan syarat khusus yang harus dipenuhi oleh setiap kecerdasan agar dapat dimasukkan kedalam teorinya. Empat diantaranya adalah sebagai berikut.
1. Setiap kecerdasan dapat dilambangkan
Teori kecerdasan jamak menyatakan bahwa kemampuan untuk melambangkan atau melukiskan ide dan pengalaman melalui gambar, angka, atau kata merupakan kecerdasan manusia. Teori kecerdasan ganda menyatakan bahwa setiap kecerdasan dapat dilambangkan dalam berbagai cara.
2. Setiap kecerdasan mempunyai riwayat perkembangan
Menurut teori kecerdasan jamak, setiap kecerdasan muncul pada titik tertentu di masa kanak-kanak, mempunyai periode yang berpotensi untuk berkembang selama rentang hidup, dan berisikan pola unik yang secara perlahan atau cepat semakin merosot, seiring dengan menuanya seseorang. Sebaliknya, pemikiran logis-matematis mempunyai pola perkembangan yang berlainan. Kecerdasan ini muncul sedikit lebih lambat pada masa kanak-kanak, memuncak pada masa remaja atau awal dewasa, dan kemudian merosot dalam usia selanjutnya.
3. Setiap kecerdasan rawan terhadap cacat kerusakan atau cedera pada wilayah otak tertentu
Teori kecerdasan jamak (multiple intellengence) meramalkan bahwa kecerdasan dapat terisolasi akibat kerusakan otak. Gardner mernegaskan bahwa setiap teori kecerdasan baru dapat berlaku bila berdasarkan biologi, artinya berakar pada psikolosi struktur otak.
4. Setiap kecerdasan mempunyai keadaan akhir berdasarkan nilai budaya.
Teori kecerdasan jamak menyatakan bahwa perilaku cerdas dapat ditinjau dari melihat prestasi tertinggi dalam peradaban bukan dengan mengumpulkan skor jawaban dari berbagai tes standar. Keterampilan tes IQ yang sering digunakan, seperti kemampuan untuk menyebutkan bilangan acak secara mundur atau maju,atau kemampuan menyelesaikan masalah anologi, mempunyai nilai budaya yang terbatas. Teori kecerdasan ganda menyatakan bahwa kita dapat mempelajari makna menjadi cerdas dengan sangat baik dengan mempelajari contoh karya budaya yang saling sukses pada ke delapan bidang itu. Lebih jauh, teori kecerdasan jamak menyambut baik keanekaragaman cara berbagai macam kebudayaan memperlihatkan perilaku ceramah. Teori kecerdasan jamak percaya bahwa setiap kecerdasan mempunyai proses kognitif yang terpisah dalam bidang memori, perhatian, persepsi, dan pemecahan masalah.
Sumber
Prawilaga, Dewi Salma dan Evelin Siregar. 2004. Mozaik Teknologi Pendidikan. Jakarta : Kencana
Siregar, M.Pd, Dra.Evelin dan Hartini Nara, M.Si. 2015. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor : Ghalia Indonesia
COMMENTS