Teori Belajar Behaviorisme
Behaviorisme adalah posisi filosofis yang mengatakan bahwa untuk menjadi ilmu pengetahuan, psikologi harus memfokuskan perhatiannya pada sesuatu yang bisa diteliti lingkungan dan prilaku-daripada fokus pada apa yang tersedia dalam individu persepsi-persepsi, pikiran-pikiran, berbagai citra, perasaan-perasaan dan sebagainya. Perasaan itu sifatnya subjektif dan kebal bagi pengukuran, sehingga tidak akan pernah bisa menjadi ilmu pengetahuan yang objektif.
Kerangka kerja (frame work) dari teori pendidikan Behaviorisme adalah Empirisme. Asumsi filosofis dari Behaviorisme adalah nature of human being (manusia tumbuh secara alami). Latar belakang Empirisme adalah How we know what we know.
Latar belakang yang mendasari pernyataan diatas apabila kita pikirkan memiliki implikasi yang jauh dan dalam, yakni “bagaimana kita tahu apa yang kita tahu.” Apakah kita tahu menulis dari pengalaman? Apakah kita dapat membaca dari pengalaman atau akibat interaksi dengan lingkungan? Tersirat dalam paham tersebut juga cara atau metode yang digunakan kita untuk mengetahui sesuatu
Aliran Behaviorisme didasarkan pada perubahan tingkah laku yang dapat diamati. Oleh karena itu, aliran ini berusaha mencoba menerangkan dalam pembelajaran bagaimana lingkungan berpengaruh terhadap perubahan tingkah laku. Dalam aliran ini tingkah laku dalam belajar akan berubah kalau ada stimulus dan respons. Stimulus dapat berupa perlakuan yang diberikan pada siswa. Adapun yang terjadi antara stimulus dan respons itu dianggap tidak penting diperhatikan sebab tidak dapat diamati. Dalam aliran behavior, faktor lain yang penting adalah reinforcement (penguatan), yaitu penguatan yang dapat memperkuat respon.
Tokoh aliran Behavioisme antara lain: (1) Ivan Petrovich Pavlov; (2) Burrhus Frederic Skinner; (3) Jhon Broudus Watson; (4) Clark Leonard Hull; (5) Edwin Ray Guthrie; (6) Edward Lee Thorndike.
COMMENTS