Metode dalam Psikologi
Seperti yang telah kita ketahui bahwa Socrates (469-399 SM) memperkenalkan teknik maeutics, yaitu wawancara untuk memancing keluar pikiran-pikiran dari seseorang. Hal tersebut menjadi salah satu batu loncatan dalam perkembangan ilmu psikologi yang menjadi metode dalam dunia psikologi untuk mengetahui pikiran maupun kepribadian seseorang. . Seiring dengan berkembangnya zaman dan ilmu pengetahuan terutama dalam bidang ilmu psikologi telah melahirkan berbagai metode lainnya, sebagai berikut:
Metode Eksperimental
Cara ini biasanya dilakukan di dalam laboratorium dengan menggunakan berbagai eksperimen. Satu hal yang penting di sini adalah orang yang melaksanakan eksperimen (eksperimenter) tersebut harus mampu mengendalikan (menguasai) situasi, yang berarti bahwa peneliti harus menimbulkan atau menghilangkan berbagai situasi sesuai kehendaknya. Hal tersebut disebabkan metode ini hendak menemukan prinsip-prinsip yang bekerja dalam tingkah laku atau hendak mengungkapkan sebab-akibat (Tuner dan Helms, 1995; Feldman, 2003). Dengan menimbulkan atau meniadakan situasi tertentu, maka peneliti dapat melihat situasi-situasi tertentu pula dari orang yang sedang diperiksa. Dengan kata lain, situasu dalam eksperimen sengaja dibuat.
Observasi Alamiah
Observasi alamiah hanya dilakukan pengamatan terhadap situasi-situasi dengan melihat situasi yang terjadi sevara spontan (tidak terstruktur) (Tuner dan Helms, 1995) tidak dibuat-buat, karenanya dapat disebut dengan situasi-situasi yang sesuai dengan kehendak alam, alamiah. Hasil pengamatan kemudian dicatat secara teliti kemudian dikumpulkan untuk diambil kesimpulan. Kesimpulan secara khusus maupun umum (Bachtiar, 1997).
Sejarah kehidupan
Sejarah kehidupan dapat disusun melalui dua cara, yaitu:
a. Pembuatan buku harian
b. Rekontruksi biografi, pertama-tama dikumpulkan data mengenai riwayat hidup orang yang diperiksa.
Lalu, data sejarah hidup dapat dikumpulkan melaui dua cara
a. Wawancara orang yang bersangkutan
b. Wawancara orang-orang lain yang kenal dengan orang yang diperiksa.
Wawancara
Wawancara adalah tanya jawab antara pemeriksa dan yang diperiksa (klien psikologi klinik, responden atau narasumber untuk peneliti, atau calon pegawai bagi psikologi perusahaan).
Ada beberapa metode wawancara, yaitu:
a. Wawancara bebas, asosiasi bebas (free asosiation) tidak terikat suatu pokok bahasan,
b. Wawancara terikat, sudah ada beberapa pokok yang harus diikuti oleh pewancara,
c. Wawancara terbuka, pertanyaan sudah ditentukan sebelumnya, tetapi jawaban dapat diberikan bebas
d. Wawancara tertutup, pertanyaan sudah ditentukan dan jawaban telah disediakan, contohnya adalah memilih dari pilihan yang disediakan.
Angket
Angket dalah salah satu metode yang menyerupai wawancara namun dilakukan secara tertulis.
Pemeriksaan Psikologis
Secara populer, metode ini dikenal dengan nama “psikotes”. Metode ini menggunakan alat-alat psikodiagnostik tertentu yang hanya dapat digunkan oleh para ahli yang benar-benar terlatih.
Sumber : Psikologi Umum karya Sarlito W. Sarwono
Seperti yang telah kita ketahui bahwa Socrates (469-399 SM) memperkenalkan teknik maeutics, yaitu wawancara untuk memancing keluar pikiran-pikiran dari seseorang. Hal tersebut menjadi salah satu batu loncatan dalam perkembangan ilmu psikologi yang menjadi metode dalam dunia psikologi untuk mengetahui pikiran maupun kepribadian seseorang. . Seiring dengan berkembangnya zaman dan ilmu pengetahuan terutama dalam bidang ilmu psikologi telah melahirkan berbagai metode lainnya, sebagai berikut:
Metode Eksperimental
Cara ini biasanya dilakukan di dalam laboratorium dengan menggunakan berbagai eksperimen. Satu hal yang penting di sini adalah orang yang melaksanakan eksperimen (eksperimenter) tersebut harus mampu mengendalikan (menguasai) situasi, yang berarti bahwa peneliti harus menimbulkan atau menghilangkan berbagai situasi sesuai kehendaknya. Hal tersebut disebabkan metode ini hendak menemukan prinsip-prinsip yang bekerja dalam tingkah laku atau hendak mengungkapkan sebab-akibat (Tuner dan Helms, 1995; Feldman, 2003). Dengan menimbulkan atau meniadakan situasi tertentu, maka peneliti dapat melihat situasi-situasi tertentu pula dari orang yang sedang diperiksa. Dengan kata lain, situasu dalam eksperimen sengaja dibuat.
Observasi Alamiah
Observasi alamiah hanya dilakukan pengamatan terhadap situasi-situasi dengan melihat situasi yang terjadi sevara spontan (tidak terstruktur) (Tuner dan Helms, 1995) tidak dibuat-buat, karenanya dapat disebut dengan situasi-situasi yang sesuai dengan kehendak alam, alamiah. Hasil pengamatan kemudian dicatat secara teliti kemudian dikumpulkan untuk diambil kesimpulan. Kesimpulan secara khusus maupun umum (Bachtiar, 1997).
Sejarah kehidupan
Sejarah kehidupan dapat disusun melalui dua cara, yaitu:
a. Pembuatan buku harian
b. Rekontruksi biografi, pertama-tama dikumpulkan data mengenai riwayat hidup orang yang diperiksa.
Lalu, data sejarah hidup dapat dikumpulkan melaui dua cara
a. Wawancara orang yang bersangkutan
b. Wawancara orang-orang lain yang kenal dengan orang yang diperiksa.
Wawancara
Wawancara adalah tanya jawab antara pemeriksa dan yang diperiksa (klien psikologi klinik, responden atau narasumber untuk peneliti, atau calon pegawai bagi psikologi perusahaan).
Ada beberapa metode wawancara, yaitu:
a. Wawancara bebas, asosiasi bebas (free asosiation) tidak terikat suatu pokok bahasan,
b. Wawancara terikat, sudah ada beberapa pokok yang harus diikuti oleh pewancara,
c. Wawancara terbuka, pertanyaan sudah ditentukan sebelumnya, tetapi jawaban dapat diberikan bebas
d. Wawancara tertutup, pertanyaan sudah ditentukan dan jawaban telah disediakan, contohnya adalah memilih dari pilihan yang disediakan.
Angket
Angket dalah salah satu metode yang menyerupai wawancara namun dilakukan secara tertulis.
Pemeriksaan Psikologis
Secara populer, metode ini dikenal dengan nama “psikotes”. Metode ini menggunakan alat-alat psikodiagnostik tertentu yang hanya dapat digunkan oleh para ahli yang benar-benar terlatih.
Sumber : Psikologi Umum karya Sarlito W. Sarwono
COMMENTS